Minggu, 16 Juli 2017

K+T=H

K+T=H Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Paul G. Stoltz. Pernah dengar nama itu? Adversity Quotient. Pernah dengar istilah itu?

Lalu, apa hubungan keduanya? Kalau Anda belum pernah mendengar atau membaca tentang keduanya, ijinkan saya beritahu. Adversity Quotient adalah judul buku yang ditulis oleh Paul G.Stoltz tahun 1997, sekitar dua tahun setelah dunia digoncangkan oleh publisitas Emotional Quotient-nya Daniel Goleman. Dan setelah itu, sejumlah penulis menawarkan berbagai jenis ”quotient” lainnya; dengan atau tanpa penelitian yang mendalam.

Apa terjemahan yang tepat untuk Adversity Quotient (AQ) ini? Kecerdasan mengatasi kesulitan, kecerdasan mengubah masalah menjadi berkah, dan kecerdasan adversitas adalah beberapa ”terjemahan” yang digunakan kawan-kawan di Indonesia. Adversity sendiri punya sinonim nasib buruk, kemalangan, kesulitan, masalah, dan sejenisnya. Jadi, upaya menerjemahkan kata itu cukup sah buat saya. Namun untuk kepentingan tulisan ini, mari kita gunakan saja singkatannya: AQ.

Salah satu tiang utama penopang teori AQ adalah asumsi bahwa ”kejadian atau peristiwa tidak penting, namun tanggapan atau respons terhadap kejadian akan menentukan masa depan”. Kejadian yang menimpa diri Anda tidak penting, tetapi bagaimana dan apa
... baca selengkapnya di K+T=H Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 02 Juli 2017

Mengapa Harus Meningkatkan Standar Prestasi?

Mengapa Harus Meningkatkan Standar Prestasi? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Good is the enemy of great. – Baik adalah musuh dari luar biasa.” ~ Jim Collin

Memang sudah seharusnya kita semua tidak berhenti setelah berhasil mencapai prestasi. Jika Anda hanya puas setelah mencapai satu prestasi, tentu Anda tidak dapat lagi menjadi lebih baik 10 kali lipat, 20 kali lipat dan seterusnya. Meningkatkan prestasi kerja di dunia yang terus berkembang pesat sudah pasti memberikan berjuta manfaat yang mungkin belum pernah Anda pikirkan sebelumnya.

Ironisnya, ternyata makin banyak saja orang yang memilih hidup aman, menjalani kehidupan rutin tanpa tantangan sama sekali. Kehidupan mereka tak pernah berubah, karena mereka tak pernah mencoba sesuatu yang baru apalagi meningkatkan standar prestasi. Mereka rela menerima hidup apa adanya dan tak pernah lebih baik dari sebelumnya, karena takut gagal atau membuat kesalahan.

Lebih parah lagi, mereka hanya berpikir bagaimana mencari aman, bukan mencari kesempatan untuk mendapatkan kehidupan lebih baik. Orang yang berprinsip demikian, ‘only security, no opportunity’ – hanya rasa aman, tanpa kesempa
... baca selengkapnya di Mengapa Harus Meningkatkan Standar Prestasi? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1